4 Tahapan Kebakaran
Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan
banyak kerugian baik itu korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut
dikarenakan pada umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan).
Untuk menghindari kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat
terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.
- Tahap Kebakaran Muncul
- Reaksi 3 (tiga) unsur api
(panas, oksigen dan bahan mudah terbakar).
- Dapat padam dengan sendirinya
apabila api tidak dapat mencapai tahap kebakaran selanjutnya.
- Menentukan tindakan pemadaman
atau untuk menyelamatkan diri.
- Tahap Kebakaran Tumbuh
- Api membakar bahan mudah
terbakar sehingga panas meningkat.
- Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah
terbakar lain di sekitar api karena panas tinggi).
- Berpotensi menimbulkan korban
terjebak, terluka ataupun kematian bagi petugas pemadam.
- Tahap Kebakaran Puncak
- Semua bahan mudah terbakar
menyala secara keseluruhan.
- Nyala api paling panas dan
yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.
- Tahap Kebakaran Reda (Padam)
- Tahap kebakaran yang memakan
waktu paling lama di antara tahap-tahap kebakaran lainnya.
- Penurunan kadar O2 (oksigen)
atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api
(kebakaran).
- Terdapatnya bahan mudah
terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru secara.
- Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat
masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup
yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).
Gambar di bawah mengilustrasikan tahap-tahap
kebakaran dari muncul api sampai kebakaran reda (padam) :
![]() |
Tahap - Tahap Kebakaran
|
Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat
beberapa metode/cara berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu
diantaranya ialah dengan metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan dan
pemutusan. Masing-masing penjelasannya antara lain :
- Pendinginan
- Menghilangkan unsur panas.
- Menggunakan media bahan dasar
air.
- Isolasi
- Menutup permukaan benda yang
terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
- Menggunakan media serbuk
ataupun busa.
- Dilusi
- Meniupkan gas inert untuk
menghalangi unsur O2 menyalakan api.
- Menggunakan media gas CO2.
- Pemisahan Bahan Mudah Terbakar
- Memisahkan bahan mudah
terbakar dari unsur api.
- Memindahkan bahan-bahan mudah
terbakar jauh dari jangkauan api.
- Pemutusan Rantai Reaksi
- Memutus rantai reaksi api
dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu
rantai reaksi api.
- Menggunakan bahan dasar Halon
(Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
6 KELAS (KLASIFIKASI) KEBAKARAN MENURUT NFPA (NATIONAL FIRE PROTECTION
ASSOCIATION)
Kebakaran diklasifikan (dikelaskan) menurut sumber apinya.
Klasifikasi (kelas) kebakaran yang secara umum dirujuk secara Internasional ialah
klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National
Fire Protection Association) Amerika.
Riwayat paling akhir, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6
(enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C,
Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.
Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif menurut sumber api / kebakaran, juga berguna untuk menentukan aman tidaknya jenis media pemadam tertentu untuk memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan sumber api/kebakarannya. Tabel di bawah memberikan penjelasan singkat mengenai klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA beserta media pemadam efektif dan aman digunakan memadamkan kebakaran berdasarkan kelas kebakaran masing-masing.
Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif menurut sumber api / kebakaran, juga berguna untuk menentukan aman tidaknya jenis media pemadam tertentu untuk memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan sumber api/kebakarannya. Tabel di bawah memberikan penjelasan singkat mengenai klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA beserta media pemadam efektif dan aman digunakan memadamkan kebakaran berdasarkan kelas kebakaran masing-masing.
KELAS
|
KEBAKARAN
|
PEMADAM
|
Kertas, Kain, Plastik, Kayu
|
||
Metana, Amoniak, Solar
|
||
Arus Pendek
|
||
Aluminium, Tembaga, Besi, Baja
|
||
Bahan-Bahan Radioaktif
|
<Belum Diketahui Secara Spesifik>
|
|
Lemak dan Minyak Masakan
|
BAHAYA DAN KERUGIAN KEBAKARAN
Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
situasi dan waktu yang tidak diinginkan dan umumnya bersifat merugikan dan
sulit dikendalikan.
Kebakaran baik kecil maupun besar terdapat bahaya di dalamnya yang seyogyanya kita ketahui di antaranya ialah :
Kebakaran baik kecil maupun besar terdapat bahaya di dalamnya yang seyogyanya kita ketahui di antaranya ialah :
- Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh).
- Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia).
- Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu
pengelihatan).
- Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya).
- Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak
di dalamnya sewaktu-waktu).
- Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran
dapat melukai apa saja di dekatnya).
- Dsj.
Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat
menimbulkan kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut :
- Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).
- Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan
kejadian kebakaran).
- Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian
kebakaran, efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).
- Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu
berjalannya bisnis dampak dari kejadian kebakaran).
- Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis
dampak dari kejadian kebakaran).
- Dsj.
FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
situasi dan waktu yang tidak diinginkan dan umumnya bersifat merugikan dan
sulit dikendalikan.
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kebakaran diantaranya ialah :
- Faktor terjadinya kebakaran karena alam :
- Petir (misal : sambaran petir pada bahan mudah
terbakar).
- Gempa bumi (misal: gempa bumi yang mengakibatkan
terputusnya jalur gas bahan bakar)
- Gunung meletus (dikarenakan lava pijar yang panas
membakar tumbuhan kering disekitarnya).
- Panas matahari (misal : panas matahari yang memantul
dari kaca cembung ke dedaunan kering di sekitarnya).
- Dsj.
- Faktor terjadinya kebakaran karena manusia :
- Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dsj).
- Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan
meninggalkan rumah, dsj).
- Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok
di dekat tempat pengisian bahan bakar, dsj).
- Fartor penyebab kebakaran karena binatang : tikus,
kucing dan binatang peliharaaan lainnya yang berpotensi menimbulkan
kebakaran akibat terdapat sumber api di sekitar rumah tanpa pengawasan,
dsj.
Oleh karena sifat kebakaran dimana mengakibatkan banyak kerugian,
maka untuk mencegah terjadinya kebakaran dapat diupayakan langkah-langkah
berikut :
- Mengadakan penyuluhan mengenai bahaya kebakaran dari
pemerintah kepada masyarakat.
- Pengawasan bersama terhadap segala potensi-potensi
kebakaran secara bersama-sama saling mengingatkan.
- Menyediakan sarana pemadam kebakaran aktif maupun pasif
di area yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran.
Dengan
demikian dapat diupayakan pencegahan kebakaran secara dini.
JENIS-JENIS APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAM
Tabung
Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diklasifikasikan menurut beberapa
kategori, antara lain menurut Kelas Kebakaran, Media Pemadam,
Konstruksi, Peletakan (Penempatan) serta menurut
Kapasitasnya.
Tabel di bawah menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis APAR / Tabung Pemadam :
Tabel di bawah menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis APAR / Tabung Pemadam :
KATEGORI
|
JENIS APAR
|
Kelas Kebakaran
|
|
Media Pemadam
|
|
Konstruksi
|
|
Penempatan
|
|
Kapasitas
|
|
PENGERTIAN (DEFINISI) API DAN KEBAKARAN
Pengertian
(Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3
(tiga) unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas
dan cahaya. Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga
api.
Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan
waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit
untuk dikendalikan.
Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi
darurat di lingkungan Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat
kerja.
SYARAT PENEMPATAN DAN PEMASANGAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG
PEMADAM
Penempatan Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) diatur melalui Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Persyaratan tersebut antara lain :
- Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi
dengan tanda pemasangan APAR / Tabung Pemadam.
- Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari
dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak
minimal APAR / Tabung Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).
- Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan
lainnya ialah 15 meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3
atau Ahli K3.
- Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.
Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam :
- Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.
- Ukuran tiap sisi 35 cm.
- Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.
- Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.
Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung Pemadam
pada kolom (tiang) bangunan :
TATA CARA PENGGUNAAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) / TABUNG PEMADAM
Pengertian (Definisi) APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah
dilayani untuk satu orang untuk memadamkan apipada
mula terjadi kebakaran (berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut
ialah tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam :
- Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.
- Arahkan selang ke titik pusat api.
- Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung
Pemadam.
- Sapukan secara merata sampai api
padam.
Yang perlu diperhatikan :
- Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah
angin) supaya media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api.
- Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis
APAR yang sesuai dengan klasifikasi
sumber kebakaran.
VIDEO SIMULASI PEMADAMAN API MENGGUNAKAN TABUNG PEMADAM (APAR)
Berikut adalah vide Simulasi Pemadaman Api Menggunakan Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Durasi Video :
10 (sepuluh) detik.
Tata cara penggunaan tabung pemadam (APAR / Alat Pemadam Api Ringan) antara lain :
Tata cara penggunaan tabung pemadam (APAR / Alat Pemadam Api Ringan) antara lain :
- Tarik pin pengunci tuas tabung pemadam.
- Arahkan selang pemadam ke titik sumber api.
- Tekan tuas tabung pemadam.
- Sapukan semprotan selang secara merata.
Perhatian untuk keselamatan dan efektifitas
pemadaman :
- Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah
angin) supaya media pemadam praktis menuju titik sumber api dan supaya
lidah api jauh dari anggota tubuh petugas
pemadam.
- Ketahui sumber penyebab
kebakaran untuk menentukan jenis
media pemadam efektif untuk sumber api
tersebut.
- Tambahan Informasi : Tahap-tahap
kebakaran.
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/p/peta-situs.html
0 comments:
Post a Comment